Tuesday 21 April 2015

Jodoh, dimana?


Di usia segini yang terhitung masih muda belia, kami wanita selalu di cecar dengan pertanyaan ‘kapan menyusul?’ ketika menghadiri pesta rekan, atau “kapan menikah?” untuk pertanyaan yang lebih ekstrem.
Perihal jodoh ini perkara gampang, gampang sangat. Jika sudah waktunya, dia akan datang. Bukankah itu gampang? Jadi kalo dia belum datong, berarti belum berjodoh. Bukan begitu?  Hahaha. Jadi ini jawaban sederhana yang akan disangkal, ya kalo tidak dicari, jodoh tak kan datang. Hmm.. Sejenak aku berfikir, Iye pulaklah perkara jodoh ni nampak nya ye.. Cckck..
Setiap orang punya criteria tertentu perihal jodoh, seperti seorang kawan, yang ingin sekali berjodoh  dengan seorang pria humoris, karena bagi nya itu terdengar menyenangkan ketika bisa tertawa bersama hingga hari tua. Adalagi seorang sahabat yang berharap seorang jodoh ya setidaknya tingkat kecerdasaanya lebih baik daripada dia, karena sepanjang catatan pendidikan yang ia tempuh, ia tergolong seseorang yang cukup mumpuni kecerdasannya meskipun selama ini pacar nya tak cukup bisa disebut lebih cerdas daripada dia. Lalu aku? Bagaimana criteria jodoh ku? Hehe.. banyak orang yang berfikir, aku seorang yang menetapkan criteria terlalu tinggii perihal pasanagan hidup karena sampai saat ini aku masih  jomblo. Hmm.. memang salah kalo aku memilih untuk hidup single sekarang? Ada yang bilang lagi, jangan terlalu pilih-pilih. Hmm.. lagi-lagi aku berfikir, hmm.. apa aku terlalu sepemilih itu? Selektif ga masalah donk yaa? Toh pasangan hidup kita nantinya dia yang akan menyebut kita dalam janjinya untuk setia hingga akhir hayat, jadi wajar donk  yaaa sedikit selektif.. tapi yaa aku cukup “ngaca” donk yaaa untuk menetapkan criteria, buka berarti aku menginginkan jodoh seperti Sahrukh Khan yang pandai menggombal wanita dengan lagu, Atau seperti Lee Min Ho yang mampu meluluhkan wanita dengan perilaku dingin romantic nya. Uwaaa.. mau aku, tapi itu hanya ada di drama korea. Karena nyata nya Lee Min Ho tak se-cool itu dalam hal percintaan *menurut ku- kemudian siap-siap di serang fans min ho
Jadi jodoh, dimana? Koq belum datang? Aku sudah menunggu. Mengutip sedikit obrolan dengan seorang Mas yang udah menemukan jodohnya. Sebut saja nama nya Mas Pandu. Mas Pandu bilang “Kalo kamu belum nemu jodoh mu sampai sekarang, dan belum juga menikah, berarti  kamu belum siap, bukan hanya kamu yang belum siap, itu berarti keluarga mu belum siap, tetangga mu belum siap” . Jadi menurut si Mas ini, Kamu akan menemukan jodoh mu jika kamu dan orang-orang sekeliling mu sudah siap. Berkait dengan buku yang baru saja selesai aku baca, perkara jodoh ini urusan mudah, minta saja sama yang punya, tar di kasih. Yang punya? Siapa? Ya, Dia lah. Sang Maha Pemilik Segala. Jadi di buku ini bilang, Jodoh ini bukan ditunggu, tapi di jemput. Hmm.. Makin menjadi-jadi agak a perihal jodoh ni. Terus mungkin ada lagi yang sedang gegana, gelisah galau merana, bertanya-tanya “apakah si dia jodoh ku?” mungkin ini yang punya Tanya sudah punya calon. Nah, kata si Ustadz dalam buku ini, kita tak akan tau sampai kita bertanya langsung pada si calon jodoh. Cara bertanya nya gimana? Nah, inilah yang disebut, Etika lamar-melamar. Eh, koq masalah nya sampai lamaran segala? Iyaaa.. kamu harus bertanya pada si calon target jodoh mu, mau kah dia menjadi pasangan mu sebelumnya kamu kudu minta di kuatkan kepada Allah, apakah si calon target jodoh memang orang yang Allah berikan untuk mu. Jika tidak cari yang lain lagi. Hmm.. makin ribet betol dah perkara jodoh ni… tapi tenang saja.. ada banyak jutaan lelaki dan perempuandi muka bumi ini, yang tampak dan tak tampak. Bukan, bukaaan.. yang tak tampak itu maksudnya yang jauh, dibelahan bumi berbeda mungkin.. hehe. Bisa saja orang yang sehari-hari kalian temui adalah jodoh kalian. Hayoo.. pasti ada yang pernah berfikir kan, setiap orang yang dekat dan baru kalian kenal kalian piker “hmm, mungkin dia jodoh saya?” Huahaha..
Repo t yeee… Jadii… Jodoh.. Dimanee??? :D

0 comments:

Post a Comment