Di
usia segini yang terhitung masih muda belia, kami wanita selalu di cecar dengan
pertanyaan ‘kapan menyusul?’ ketika menghadiri pesta rekan, atau “kapan
menikah?” untuk pertanyaan yang lebih ekstrem.
Perihal
jodoh ini perkara gampang, gampang sangat. Jika sudah waktunya, dia akan
datang. Bukankah itu gampang? Jadi kalo dia belum datong, berarti belum
berjodoh. Bukan begitu? Hahaha. Jadi ini
jawaban sederhana yang akan disangkal, ya kalo tidak dicari, jodoh tak kan datang.
Hmm.. Sejenak aku berfikir, Iye pulaklah perkara jodoh ni nampak nya ye.. Cckck..
Setiap
orang punya criteria tertentu perihal jodoh, seperti seorang kawan, yang ingin
sekali berjodoh dengan seorang pria
humoris, karena bagi nya itu terdengar menyenangkan ketika bisa tertawa bersama
hingga hari tua. Adalagi seorang sahabat yang berharap seorang jodoh ya
setidaknya tingkat kecerdasaanya lebih baik daripada dia, karena sepanjang
catatan pendidikan yang ia tempuh, ia tergolong seseorang yang cukup mumpuni
kecerdasannya meskipun selama ini pacar nya tak cukup bisa disebut lebih cerdas
daripada dia. Lalu aku? Bagaimana criteria jodoh ku? Hehe.. banyak orang yang
berfikir, aku seorang yang menetapkan criteria terlalu tinggii perihal
pasanagan hidup karena sampai saat ini aku masih jomblo. Hmm.. memang salah kalo aku memilih
untuk hidup single sekarang? Ada yang bilang lagi, jangan terlalu pilih-pilih.
Hmm.. lagi-lagi aku berfikir, hmm.. apa aku terlalu sepemilih itu? Selektif ga
masalah donk yaa? Toh pasangan hidup kita nantinya dia yang akan menyebut kita
dalam janjinya untuk setia hingga akhir hayat, jadi wajar donk yaaa sedikit selektif.. tapi yaa aku cukup
“ngaca” donk yaaa untuk menetapkan criteria, buka berarti aku menginginkan jodoh
seperti Sahrukh Khan yang pandai menggombal wanita dengan lagu, Atau seperti
Lee Min Ho yang mampu meluluhkan wanita dengan perilaku dingin romantic nya.
Uwaaa.. mau aku, tapi itu hanya ada di drama korea. Karena nyata nya Lee Min Ho
tak se-cool itu dalam hal percintaan *menurut ku- kemudian siap-siap di serang
fans min ho
Jadi
jodoh, dimana? Koq belum datang? Aku sudah menunggu. Mengutip sedikit obrolan
dengan seorang Mas yang udah menemukan jodohnya. Sebut saja nama nya Mas Pandu.
Mas Pandu bilang “Kalo kamu belum nemu jodoh mu sampai sekarang, dan belum juga
menikah, berarti kamu belum siap, bukan
hanya kamu yang belum siap, itu berarti keluarga mu belum siap, tetangga mu
belum siap” . Jadi menurut si Mas ini, Kamu akan menemukan jodoh mu jika kamu
dan orang-orang sekeliling mu sudah siap. Berkait dengan buku yang baru saja
selesai aku baca, perkara jodoh ini urusan mudah, minta saja sama yang punya,
tar di kasih. Yang punya? Siapa? Ya, Dia lah. Sang Maha Pemilik Segala. Jadi di
buku ini bilang, Jodoh ini bukan ditunggu, tapi di jemput. Hmm.. Makin
menjadi-jadi agak a perihal jodoh ni. Terus mungkin ada lagi yang sedang
gegana, gelisah galau merana, bertanya-tanya “apakah si dia jodoh ku?” mungkin
ini yang punya Tanya sudah punya calon. Nah, kata si Ustadz dalam buku ini,
kita tak akan tau sampai kita bertanya langsung pada si calon jodoh. Cara
bertanya nya gimana? Nah, inilah yang disebut, Etika lamar-melamar. Eh, koq
masalah nya sampai lamaran segala? Iyaaa.. kamu harus bertanya pada si calon
target jodoh mu, mau kah dia menjadi pasangan mu sebelumnya kamu kudu minta di
kuatkan kepada Allah, apakah si calon target jodoh memang orang yang Allah
berikan untuk mu. Jika tidak cari yang lain lagi. Hmm.. makin ribet betol dah
perkara jodoh ni… tapi tenang saja.. ada banyak jutaan lelaki dan perempuandi
muka bumi ini, yang tampak dan tak tampak. Bukan, bukaaan.. yang tak tampak itu
maksudnya yang jauh, dibelahan bumi berbeda mungkin.. hehe. Bisa saja orang
yang sehari-hari kalian temui adalah jodoh kalian. Hayoo.. pasti ada yang
pernah berfikir kan, setiap orang yang dekat dan baru kalian kenal kalian piker
“hmm, mungkin dia jodoh saya?” Huahaha..
Repo
t yeee… Jadii… Jodoh.. Dimanee??? :D
0 comments:
Post a Comment