Wednesday 30 December 2015

YEAR END- Jelang 2016



Tuk tak tuk tak. Jam berdetak
Tak lebih dari 24 jam lagi kita sudah berada di 2016. Its mean sudah setahun 2015 berlalu dan terlewat. Entah sudah berapa banyak waktu yang termanfaatkan atau mungkin malah tersiakan.
Year end, year end. Semua sibuk. Entah sibuk dengan rencana akan kemana berlibur akhir tahun ataupun sibuk dengan rencana untuk penyambutan awal tahun. Aku? Sibuk apa aku? Yap, tak lebih kurang dari tahun tahun sebelum, henya menanti malam lalu tidur, tanpa peduli riuh rendah, jedar jeder bintang gemintang buatan yang bersumber dari bunga api di luaran sana. Yang jelas aku hanya seperti tidur setahun lalu terbangun untuk tahun berikutnya.
2016 menjelang, itu artinya sudah setahun aku di negeri sagu tanah melayu ini, mencari rizki yang telah dituliskan ilahi, berpeluh suka duka telah terlewati, mulai dari girang karena kelebihan rezeki ataupun miris hati karena lambatnya terima gaji.
Berawal dari obrolan dengan seorang teman sebut saja inisialny K.I..K.I yang memamerkan skema keuangannya untuk tahun depan dengan harapan aku mampu menjadi controlnya sebagaimana aku mampu menggoda imannya untuk belanja, maka dari hasil “riya’” nya kiki aku pun tersadar, terevelauasi akan diri sendiri yang setahun mengabdi untuk negeri namun belum menghasilkan apa-apa, belum bermanfaat bagi siapa-siapa, jangankan untuk orang lain, untuk diri sendiri saja belum bias menghasil apa-apa, apatah lagi bagi keluarga.
Setahun di perantauan, tabungan belum bias dikatakan ada, apalagi lebih dari cukup. Ah, semacam kehidupan yang tak tertata. Maka 2016 ini seperti sebuah harapan hidup dengan mimpi-mimpi baru yang lebih menjanjikan dan terarah bagiku, menyusun ulang kembali peta-peta mimpi, melist kembali benda yang ingin dibuat, dan mencoba untuk take act dari awal.
Semoga sejumput harapan kembali menjadi makna.


Salam akhir tahun!
Jom, banyak evaluate diri :D

Thursday 3 December 2015

04 Desember 2015
00.35 WIB.

Selamat ulang tahun ma, hari ini genap 50 usia mu. Sedih mengingat di hari ulang tahun mu aku tak bisa hadir untuk sekedar mengucap langsung, menyalam, memeluk dan mencium mu.
Malam ini sungguh aku ingin mmeluk dan mencium mu ma, untuk tiap doa yg kau panjatkan di malam-malam mu untuk ku, untuk setiap tangis yang kau simpan atas perihnya kehidupan yang masih belum memihak mu hingga kini.
Maafkan aku ma, sampai 50 usia mu belum bisa memenuhi keinginan mu, masih belum bisa membahagiakan mu, padahal sudah sejauh ini pencapaian ku, padahal sudah semapan ini aku, tp kau msih harus terus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga karena aku masih belum bisa membantu banyak.
Maafkan aku ma, sampai 50 usia mu masih tak mampu membuat mu beristirahat dari kerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami anak anak mu, padahal sudah semapan ini pekerjaan ku.
Maafkan aku ma, yang merantau jauh kini sehingga tak lagi bisa mendengar cerita mu secara langsung merasakan perihnya hidup mu.
50 usia mu kini ma, engkau tak lagi muda ma, aku tahu engkau menangis di setiap malam mu, menahan sakit yang mulai memggerogoti tubuh mu, tapi sekali lagi maaf ma, aku tak lagi bisa mengantar mu untuk sekedar cek kesehatan, mendengar nasihat dokter lalu meneruskan nasihat itu kepada mu, maafkan aku ma tak lagi bisa membantu mu untuk masak dan beberes di dapur, padahal engkau harus bekerja sepanjang hari untuk mmbantu membiayai sekolah adik2 dan menghidupi kmi.
Maafkan aku ma yg sampai skrg tak ckup brrbakti kpda mu, masih sering memarahi mu krn engkau yg tak menjaga pola makan mu, atau auk yg melawan mu krn kdang tak sepaham dg mu dlm mmandang positif khidupan.

Ma, aku ingin sekali memeluk dan mencium mu malam ini, d usia mu yg genap 50.
Aku mencintai mu ma, sungguh aku mencintai mu..
Selamat milad mama, barakallahu fi umurik.
Semoga Allah selalu menyehatkan mu, mengangkat semua penyakit di tubuh mu. Semoga Allah panjangkan umurmu, kuatkan iman mu.
Terimakasih mama, untuk semua doa-doa yang tiada henti terus mengalir.

Salam penuh cinta.
Putri sulung mu.