Selamat malam sob.. kali ini pengen cerita
tentang pemilu. Sebelumnya mau ngucapin “Selamat menyambut pesta demokrasi”,
semoga kita bukan pemuda pemudi apatis, yang sama sekali buta politik, yah
meskipun ga suka politik, tapi setidaknya aktifkan lah diri kita dalam melihat
isu-isu politik, pasang mata pasang telinga tentang apa yang terjadi pada
bangsa kita, dan pastinya teteeup
sebagai pemuda yang bersuara, ikut menggunakan hak suara.
Aku sih sejujurnya juga bingung ama pemilu
tahun ini, terlihat agak ruwet. Menjelang pemilu aku baru sadar, kalo aka nada 4
kertas surat suara, lalu kali ini milih nya BUKAN CONTRENG lagi. Tapi COBLOS,
kalo 5 tahun lalu kan coblos. Kali ini ada 15 Partai yang berpartisipasi dalam
pemilu, 12 Partai Nasional, 3 Partai Lokal Aceh. Nantinya sebelum masuk billik
suara, kita dapat 4 kertas surat suara, untuk memilih wakil kita yang akan
duduk di DPRD Kabupaten/Kota, DPRD
PROVINSI, DPR RI dan DPD. Nah kita kudu milih tu, nama-nama yang banyak
yang tertera di kertas suara.
Milihnya satu kertas satu nama. Maka sebaiknya kita harus kenali caleg kita, kalo tidak kenal dengan caleg nya, pilih saja partai nya. Yang penting TETAP MEMILIH !
Milihnya satu kertas satu nama. Maka sebaiknya kita harus kenali caleg kita, kalo tidak kenal dengan caleg nya, pilih saja partai nya. Yang penting TETAP MEMILIH !
Hehe..
Mungkin aku terlihat nyinyir ya, dari atas
sampai bawah bilangnya wajib milih, wajib milih, ya memang harus seperti itu,
karena yang aku liat anak muda sekarang cenderung membutakan dan cuek pada
pesta demokrasi. Padahal kalo bukan kita yang muda, siapa lagi yang akan
menggerakkan bangsa ini? Ya gak sih?
Hehehe..
Selain dari kecuekan pemuda dalam pesta
demokrasi kali ini, ada satu hal eh dua hal lagi dink yang aku miriskan dari
negeri ini. Sampe menjelang hari H pemilu seperti ini pun aku melihat, banyak
warga yang tidak tau cara memilih yang benar, ada berapa pilihan,atau siapa
yang akan dipilih. Mungkin kurang sosialisasi dari instansi terkait, karena aku
pun sampe hari ini masih ragu akan milih siapa. Nyaris aku memutuskan pilihanku
pada golput, tapi ternyata taka da caleg golput dalam pilihan, hehehe..
akhirnya aku memilih, pilih partai saja mungkin-tapi biar lah bilik suara yang
menjadi jawaban nya nati-. Dan satu lagi yang menjadi kesedihanku pada pemilu
kali ini, bertebarannya caleg membuat bertebaran nya “pembelian” suara rakyat. Para
caleg rela membayar masyarakat demi mendapatkan suara. Sudah benar hilang
esensi dan idealism untuk membela rakyat di kursi parlemen sana.
Ah, yasudahlah, pusing aku memikirkannya, aku
hanya berharap keadaan negeri ini membaik.
Daripada akupun ikut ruwet sebaiknya aku tidur
karena ini juga sudah larut. Hehehe..
0 comments:
Post a Comment