Wednesday 30 December 2015

YEAR END- Jelang 2016



Tuk tak tuk tak. Jam berdetak
Tak lebih dari 24 jam lagi kita sudah berada di 2016. Its mean sudah setahun 2015 berlalu dan terlewat. Entah sudah berapa banyak waktu yang termanfaatkan atau mungkin malah tersiakan.
Year end, year end. Semua sibuk. Entah sibuk dengan rencana akan kemana berlibur akhir tahun ataupun sibuk dengan rencana untuk penyambutan awal tahun. Aku? Sibuk apa aku? Yap, tak lebih kurang dari tahun tahun sebelum, henya menanti malam lalu tidur, tanpa peduli riuh rendah, jedar jeder bintang gemintang buatan yang bersumber dari bunga api di luaran sana. Yang jelas aku hanya seperti tidur setahun lalu terbangun untuk tahun berikutnya.
2016 menjelang, itu artinya sudah setahun aku di negeri sagu tanah melayu ini, mencari rizki yang telah dituliskan ilahi, berpeluh suka duka telah terlewati, mulai dari girang karena kelebihan rezeki ataupun miris hati karena lambatnya terima gaji.
Berawal dari obrolan dengan seorang teman sebut saja inisialny K.I..K.I yang memamerkan skema keuangannya untuk tahun depan dengan harapan aku mampu menjadi controlnya sebagaimana aku mampu menggoda imannya untuk belanja, maka dari hasil “riya’” nya kiki aku pun tersadar, terevelauasi akan diri sendiri yang setahun mengabdi untuk negeri namun belum menghasilkan apa-apa, belum bermanfaat bagi siapa-siapa, jangankan untuk orang lain, untuk diri sendiri saja belum bias menghasil apa-apa, apatah lagi bagi keluarga.
Setahun di perantauan, tabungan belum bias dikatakan ada, apalagi lebih dari cukup. Ah, semacam kehidupan yang tak tertata. Maka 2016 ini seperti sebuah harapan hidup dengan mimpi-mimpi baru yang lebih menjanjikan dan terarah bagiku, menyusun ulang kembali peta-peta mimpi, melist kembali benda yang ingin dibuat, dan mencoba untuk take act dari awal.
Semoga sejumput harapan kembali menjadi makna.


Salam akhir tahun!
Jom, banyak evaluate diri :D

Thursday 3 December 2015

04 Desember 2015
00.35 WIB.

Selamat ulang tahun ma, hari ini genap 50 usia mu. Sedih mengingat di hari ulang tahun mu aku tak bisa hadir untuk sekedar mengucap langsung, menyalam, memeluk dan mencium mu.
Malam ini sungguh aku ingin mmeluk dan mencium mu ma, untuk tiap doa yg kau panjatkan di malam-malam mu untuk ku, untuk setiap tangis yang kau simpan atas perihnya kehidupan yang masih belum memihak mu hingga kini.
Maafkan aku ma, sampai 50 usia mu belum bisa memenuhi keinginan mu, masih belum bisa membahagiakan mu, padahal sudah sejauh ini pencapaian ku, padahal sudah semapan ini aku, tp kau msih harus terus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga karena aku masih belum bisa membantu banyak.
Maafkan aku ma, sampai 50 usia mu masih tak mampu membuat mu beristirahat dari kerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami anak anak mu, padahal sudah semapan ini pekerjaan ku.
Maafkan aku ma, yang merantau jauh kini sehingga tak lagi bisa mendengar cerita mu secara langsung merasakan perihnya hidup mu.
50 usia mu kini ma, engkau tak lagi muda ma, aku tahu engkau menangis di setiap malam mu, menahan sakit yang mulai memggerogoti tubuh mu, tapi sekali lagi maaf ma, aku tak lagi bisa mengantar mu untuk sekedar cek kesehatan, mendengar nasihat dokter lalu meneruskan nasihat itu kepada mu, maafkan aku ma tak lagi bisa membantu mu untuk masak dan beberes di dapur, padahal engkau harus bekerja sepanjang hari untuk mmbantu membiayai sekolah adik2 dan menghidupi kmi.
Maafkan aku ma yg sampai skrg tak ckup brrbakti kpda mu, masih sering memarahi mu krn engkau yg tak menjaga pola makan mu, atau auk yg melawan mu krn kdang tak sepaham dg mu dlm mmandang positif khidupan.

Ma, aku ingin sekali memeluk dan mencium mu malam ini, d usia mu yg genap 50.
Aku mencintai mu ma, sungguh aku mencintai mu..
Selamat milad mama, barakallahu fi umurik.
Semoga Allah selalu menyehatkan mu, mengangkat semua penyakit di tubuh mu. Semoga Allah panjangkan umurmu, kuatkan iman mu.
Terimakasih mama, untuk semua doa-doa yang tiada henti terus mengalir.

Salam penuh cinta.
Putri sulung mu.

Wednesday 25 November 2015

Kenangan Lorong

Kelak, setelah kau tua, semoga cerita ini tetap kau kenang menjadi bagian dari banyaknya alur hidupmu. Setelah banyak kisah-kisah sukses mu, maka ini adalah bagian kecil dari hasil sukses mu. Kenang yang manis, lupakan yang pahit.
The Missing Part of Biang


<== Seperti ikan biang disebelah ini, ini adalah bagian dari sukses mu, pencapaian yang kau raih kini, tak terlepas dari kontribusinya saat makan malam mu hari itu, sebanyak apapun kau mengeluhkan susahnya hari itu maka dia menjadi bagian penutup sukses nya harimu pada hari itu.


Tidak.. tidak, bukan biang ini yang aku ingin ceritakan, ini hanya sedikit mengingatkan bahwa kita pernah senasib sepemakanan. :D Iya sepemakanan. Kalian pasti masih ingat kan? Bagaimana kita terkejutnya ketika membuka kotak nasi dan mendapati lauk hanya sepotong ikan biang bagian kepala :( Maka gambar kreatif ini adalah penghibur hati kita untuk mengumpul beberapa potong ikan biang di kotak lain, berharap menemukan potongannya yang hilang. Tapi apalah daya di setiap kotak kita hanya menemukan kepala ikan biang. Naseb.. naseb mak oii.. 

=============================================

Team 17
Bagaimana kalo kita menyebut komunitas kita ini team 17? Tak pantas sebenarnya disebut komunitas, karena kita disini bersama bukan atas kemauan kita. Pertemuan tanpa sengaja, begitu aku menyebutnya, karena seharusnya aku tak menjadi bagian dari team ini. tapi kembali, manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Kali ini, BKD yang berencana, aku yang berubah haluan :D. Haha. Tapi aku yakin, setiap pertemuan sebenarnya sudah tertulis indah di lauhul mahfudzNya. Seperti pertemuan kita selama 3 minggu.
Tiga minggu lamanya kita bersama. Lorong ini menjadi saksi bahwa kita pernah bersama. Lorong hotel trio yang menjadi saksi tawa kita. menjadi saksi keusilan kitra mengetuk pintu kamar rekan lainnya, yang entah apa maksudnya. Akupun suka melakukannya ^^. Tapi itu menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya kita rasa hilang ketika kita sudah disibukkan dengan sebuah ujian yang bernama seminar rancangan. Tak ada lagi ketukan pintu, yang ada hanya kepanikan merangkai kata semrawut yang harus menjadi PDCA, atau kalimat imajinasi dalam rangkuman ANEKA. Ah, tapi ketukan pintu beralih terikan "Ojaaaaaannn, printer.. " . Masih tetap lorong yang sabar menerima teriakan diwaktu subuh meski tak tidur sepanjang malam.
Lorong itu juga menjadi saksi bahwa Ulang tahun tak perlu perayaan besar dengan kue mewah harga ratusan ribu, cukup roti bakar atau sekedar piscok sebagai sponsor untuk mempererat kebersamaan kita dalam riuh rendah tawa Lorong itu menjadi saksi kita berlari setiap subuh, setelah pagi, setelah makan siang bahkan ketika malam, karena teriakan Nasir untuk apel malam.
Lorong trio
Lorong juga yang menjadi saksi kita makan bersama dengan lauk telur asin setiap harinya. Lorong juga menjadi saksi bahwa selalu ada yang bertukar dan berbagi jatah makan malam.
Sungguh lorong penuh kenangan. Mungkin kita harus menyewa kembali lorong untuk sekedar menapak tilasi bahwa kita pernah bersama di lorong.


LPJ ANG XVII, Bekinyau !!

Saturday 13 June 2015

Lets Get Rich.

Lets Get Rich? Game nya line? Bukan bukan.. maksud ku lets get ramadhan indah penuh barakach. *eaak.
H-4 menuju ramadhan yang dinantikan. Sudah siapin apa dengan ramadhan? Ayo-ayo.. sudah siapin apa. Layak ny seorang tamu yg mulia, kita juga kudu nyambut ramadhan sebaik mungkin. Kata ustadz-ustadz sih gtu.
Dan kata nya lagi dalam sebuah hadis 'Barang siapa yg bergembira menyambut datang nya bulan ramadhan, maka di haramkan jazad ny dari api neraka' (HR.Nas'i)
Ehm..
Bergembira saja sudah dapat berkah nya, apalagi memaksimalkannya ya?
Bagaimana dengan kamu? Sudah bergembira belum menyambut ramadhan? Kalo sudah, apa yang membuat kamu bergembira dengannya?
Kalo aku sih udah ga sabar ni dengan ramadhan. Lalh apa yg buat aku tidak sabar dengan ramadhan ini? Karena menurut ku cuma di ramadhan ini aku bisa memaksimalkan ibadah-ibadah. Contohnya, satu bulan bisa khatam quran? Ya cuma pas ramadhan guek sanggup ndan niat nya, bulan lain? Hehe. Sedang di usahakan broh.
Trus kapan lagi bsa qiyamullail tiap malam? Tahajjud tiap malam? Cuma di ramadhan tentu nya, karena selalu sahur pasti lah bisa melaksanakan tahajjud. Iya tho?
Dan banyak amalan-amalan lainnya yang aku rasa, aku cuma maksimal lakuinnya pas ramadhan, selain karena dia ramadhan dimana setiap org juga memaksimalkan ibadah, tanpa ada yg mau komen 'sok alim'
Pas ramadhan itu pede banget ngelakuin amalan, kalo ada yg mau sok bilang sok alim, kan tinggal jawab, ramadhan cuma sekali broh setahun. Ye gak sih..
Nah, selain bisa memaksimalkan ibadah, ramadhan juga jadi ajang kumpul keluarga, setidak ny ketika ramadhan lah qta paling sering duduk bersama keluarga, berbuka bersama, sahur bersama, dan tidak hanya sekedar duduk makan, setidak ny qta duduk lebih lama karena menunggu waktu berbuka. Dan kebersamaan ini mungkin cuma sekali-sekali kita rasakan. Karena kalo hari biasa boro2 makan bersama, org kadang formasi keluarga jarang lengkap. Tapi tahun ini, ramadhan ku di perantauan, jadi episode buka bersama keluarga nya sedikit waktu doank. Hiks hiks. 😭😭
Kembali pada ramadhan
Letg get ramadhan penuh barakach.
Nah, berhubung sudah menjelang ramadhan, kamu sudah siapin target ramadhan belum?
Bismillah, aku mau bikin target ramadhan ni *bukan untuk riya' ini, tapi untuk memotivasi diri aku sendiri
Target ramadhan ny apa?
- Khatam quran 2x (biasanya sekali, sekarang harus bisa 2x, semangattt)
- dhuha setiap hari
- qiyamullail setiap malam
- tarawih setiap malam
- bersedekah setiap hari
- memberi bukaan kepada tetangga minimal sekali
- sahur dan buka bareng keluarga minimal sekali ( hiks 😭)
- istighfar sebanyak mungkin
- sholat tepat waktu
- sholat sunnah rawatib (minimal 3 dalam sehari)
Bismillah, semoga istiqomah.

Karena membuat target ramadhan ini seperti membuat sebuah pelajaran pada diri, dengan harapan tetap berkelanjutan sesudah ramadhan. Tetap konstan ibadah nya.
Jangan sampai setelah ramadhan amalan-amalan ny hilang semua. Ramadhannya lewat, dhuha nya lewat juga. Ramadhan pergi, eh sedekah nya juga ikutan pergi.
Semoga qta gak seperti itu yaa..
Yuk, lets get rich. Memaksimalkan ibadah di ramadhan. Semoga bener-bener Allah Kayakan kita, dengan amalan-amalan dan pahala.
Selamat dan semangat menyambut ramadhan.
Yuks mari bergembira.
Mohon maaf lahir batin.

-salam manis dari pesisir selat melaka,

*hujan, minggu pagi. 14 Juni 2015. masih leyeh di atas kasur kamar kos. Muwaaah 😘😘

Wednesday 13 May 2015

Salam cinta untuk mu.

Malam ini sedikit mellow. Liat mama sama bapak tidur di ruang depan (karena kamar nya lagi renovasi), tidur nya lelaaaapp bgt, seperti menggambarkan lelah atas kerja keras hari ini. Dalam hati langsung berucap 'i love u ma, i love you yah'

Allah jaga ia.. lindungi ia.. kuatkan ia..
----------------------
wajah lelah itu kini terlelap di hadapan ku. Guratan kerutan mulai terlihat.
Menandakan telah lama ia bekerja keras dan berjuang
ku tatap wajah itu lamat lamat, lekat-lekat.
Allah.. lihatlah.. betapa keras ny ia berjuang selama ini tanpa keluh.
Allah.. sampaikan salam cinta ku pada nya lewat doa dan mimpi nya..

Allah.. belum jadi apa aku pada nya..
belum memberi apa-apa aku pada nya.
untuk menjadi sholeh dan berbakti pun aku belum bisa.

wajah lelah itu kini terlelap di hadapan ku.
pasrah pada kapuk yg mengalaskannya..
lihatlah.. guratan kerutan yg mnjelaskan bahwa mereka tak lagi muda namun tetap berusaha.
lihatlah.. badan yg tampak kurus tergerus sakit yang entah apa..

Allah.. belum jadi apa-apa aku pada nya..
untuk menjadi berbakti pun aku belum bisa.
ku tatap wajah wajah itu lamat-lamat, lekat-lekat.

Sungguh, aku mencintai mu duhai ayah juga bunda. 
Salam cinta ku setinggi gunung... 

-------^^^^------

Sekarang udh ga bisa lagi liat org tua tiap hari. Pulang sekali seabad dari rantau ini. Sekali-sekali nya pulang ngeliat mama sama papa koq makin kurus yah.. ini anak-anak nya makin gendut semua. Apa makanan di rumah ini cuma adek2 gue yang makan yak? Sampai emak bapak nya kurus gtu?
Ntah sakit apa.. Maklumlah orang tua selalu merasa ribet harus sering cek up. meski udah dinyinyirin.

byk hikmah yang aku dapatkan ketika menjadi seorang perantau. Terutama pentingnya bertanya kabar orang tua. Pastikan org tua kalian sehat selalu guys. Sedih rasanya kalo dari tempat yg jaub sana ngedenger kabar org tua sakit. Hufht.
Jgn malu untuk bertanya. Krena sesungguhnya orang tua juga rindu kalian sebagaimana kalian merindukan org tua.
saya akhirnya merasakan sayang dan rindu nya org tua dengan qta yg jarang pulang ini. Seperti saat makan. Org tua jd pengen makan breng qta. Bahkan tak masalah ketika di gangguin makannya. 
Pulang kali ini terasa beda. Ayah tu seneeengg bgt perhatiin akunm tingkah2 aku. Mungkin efek 2bln lebih ga jumpa. Setiap cerita di dengar detil nya. Bahkan bahasa tubuh pun ia perhatikan detilnya. Aku yg bercerita berapi-api dengan mata yg ikut bicara ayah perhatikan dan celetuki. Ah, ingin rasanya bisa pulang sesering mungkin. Melihat keadaan org tua. Memastikan mereka tetap makan enak dan sehat. 
Allah, aku mencintai nya begitu banyak.. teramat banyak.. sempatkan aku untuk terus menunjukkan pencapaian-pencapaian ku kepada nya.
jaga mereka saat tidur dan bangunnya.
jangan lemahkan mereka atas ujian yg Engkau cobakan pada mereka.
kuatkan pijakan mereka.
Istiqomahkan mereka.
Ikhlaskan hati-hati mereka.
sehatkan mereka.
lindungi mereka.
sungguh aku mencintai kalian lebih dari yang tak pernah aku sebutkan.




Tuesday 12 May 2015

MEMULIAKAN

Sebuah kisah yang saya dapat dari grup WhatsApp. Sebuah kisah yang mengajarkan saya arti orang tua, apalagi bagi kita si anak rantau yg jauh dari orang tua.. Yang kita harus pahami seberapa kaya pun kita. Seberapa sukses pun kita di dunia l, berbakti pada orang tua tetap menjadi utama. Sesuai yg Allah firmankan "Ridho Allah ada pada Orang Tua"

Lets cekidot!

Memuliakan

Malam telah larut dan sebentar lagi pagi akan datang. Aku masih larut melihat perkembangan bursa di New York. Dari tadi siang aku malas membuka email karena melihat perkembangan pasar yang semakin memburuk. Keliatannya hari hari kedepan tak ada lagi yang bisa diharapkan kecuali bertahan dalam situasi buruk. Teman mengatakan dalam gurauan kepadaku bahwa ini saatnya kita surfing diatas gelombang ganas. Lihatlah tak banyak yang bisa selamat tapi ini tantangan untuk menguji siapa yang qualified melewati putaran waktu. SMS datang” sudah baca email dari Kedutaan? Anda diundang untuk datang menghadap Raja mereka” saya terkejut. Bersegera saya membuka email. Benarlah , email ini datang dari tadi siang. Terbayang upaya hampir setengah tahun untuk mendapatkan clients potensial kini peluang terbuka dengan adanya undangan untuk presentasi. Walau kemungkinan berhasil masih sangat jauh namun setidaknya ini titik awal untuk sebuah harapan. Akupun bersegera membuka file presentasi untuk mempertajam materi dan menambah sedikit bahan sesuai hasil riset mutakhir.

Pagi pagi aku bersama team sudah berada di Airport untuk terbang memenuhi undangan. Dijadwalkan ,setiba dibandara aku akan dijemput oleh asisten kerajaan. Kemudian akan diantar ke tempat istirahat kerajaan sambil menunggu jadwal pertemuan khusus dengan Raja. Setelah pertemuan dengan Raja, maka keesokan harinya dijadwalkan untuk menghadiri presentasi dengan pejabat terkait. Penerbangan first class itu sangat nyaman. Didalam pesawat aku berusaha membaca indicator mutakhir ekonomi dan social Negara yang akan aku kunjungi itu. Ketika mendarat , cuaca cukup cerah. Pejabat yang menjemput kami nampak tersenyum ramah membawa kami ke limosine untuk menuju hotel. Sesampai di Holel Kerajaan, pejabat itu memberikan kesempatan kami untuk istirahat dan dia langsung kembali kekantornya. Pejabat itu berpesan bahwa besok jadwal pertemuanku dengan Raja. Hanya aku saja tanpa didampingi team. Jam 7 malam jemputan akan sampai dihotel untuk acara makan malam jam 8 bersama Raja. Aku mengangguk.

Aku bekerja bersama team sampai mendekati subuh untuk memantapkan segala persiapan. Setelah sholat subuh aku memilih untuk istirahat dan tidur. Begitupula dengan team lainnya. Sebelum berangkat tidur, telp cellularku bordering.

“ Pah” suara istriku diseberang.

“ Ya” Aku menangkap ada sesuatu dirumah. Karena tidak seperti biasanya instriku menelphone sepagi ini.

“ Papa, tenang aja. “

“ Ya tenang, Ada apa “

“ Bunda, karena serangan jantung ringan.”

“ Sekarang Bunda ada dimana ?

“ Dirumah sakit. Mama dampingi bunda terus. Kata doctor keadaannya sudah membaik. Papa tenang aja. Adik adik semua ada disini kumpul. Bunda dibawah perawatan dokter terbaik. Kita berdoa aja semoga keadaan bunda semakin membaik. “

Terkesan bagiku , istri berusaha menenangkan aku bahwa keadaan bunda baik baik saja tapi diapun tidak bisa menyembunyikan kekawatiran akan keadaan bunda. Seusai menerima telephone itu, batinku mendesakku untuk segera pulang. Tapi bagaimana dengan rencana kunjungan ini. Bagaimana perasaan teamku bila pertemuan ini gagal karena aku harus segera pulang. Apalagi perjuangan mendapatkan clients ini sudah berlangsung lebih dari setengah tahun. Namun hatiku tidak bisa tenang dengan segala pemikiran tentang masa depan usahaku. Aku hanya memikirkan tentang hari ini dimana bunda sedang sakit dan aku harus ada disampingnya.

“ Apakah itu tidak bisa ditunda lusa saja atau besok saja setelah kamu bertemu dengan raja” kata salah satu teamku. Dia dapat memaklumi sikapku namun dia juga meminta kebijakanku soal kelangsungan business kami.

“ Ibu saya sakit dan ini tidak sederhana. Aku tidak bisa memaafkan diriku bila aku sampai menunda pulang. “ Kataku dengan wajah bingung. Aku terduduk sambil mengusap kepala. Bayanganku terus kepada bunda.

“ Tapi bagaimana dengan rencana kita “

“ Maafkan aku…” Kataku menatapkanya dengan wajah sesal, Berharap teamku dapat memaklumi. Semua anggota team terdiam. Akhirnya salah satu dari mereka berkata “ Kamu benar.! Kalau begitu kita putuskan pulang hari ini. “ Kata mereka dengan tersenyum seakan berusaha menutupi keadaan posisiku agar tidak merasa bersalah karena keputusanku untuk pulang

Jam 8 pagi aku menelhone pejabat penghubung kami dengan kerajaan dan menyampaikan alasan kami untuk pulang.

“ Yang harus anda ketahui bahwa tidak pernah satu kalipun Raja kami dibatalkan pertemuannya oleh orang lain. Ini penghinaan. Sikap protokoler istana akan sangat keras. “

“ Mengapa ?“

“ Kamu sudah setuju untuk datang dan kini mendadak kamu batalkan sepihak karena alasan yang tidak masuk akal”

“ Ini soal ibu saya.”

Pejabat itu hanya terdiam dengan wajah terkesan marah.

“ Maafkan kami. Semua akomodasi dan ticket yang sudah kerajaan keluarkan akan kami ganti. Ini kesalahan kami dan kami akan membayar kesalahan itu.” kataku

“ Reputasi anda juga akan hancur” Kata pejabat itu dengan nada mengancam.

“ Kami sadar akan itu. Sekali lagi maafkan kami”

Nampak pejabat itu berbicara melalui telp dengan nada penuh hormat.

“ Tadi berusan saja pangeran bebricara dengan saya dan ia sangat marah karena pembatalan pertemuan ini. “ Kata pejabat itu.

“ Apakah aku bisa bicara dengan beliau”

“ Tidak perlu. “ katanya tegas dan kesal.

Aku bersama team berangkat menuju bandara. Rencananya . aku langsung pulang ke Jakarta. Sementara teamku kembali ke Hong Kong. Sesampai dibandara, nampak sekuriti sangat ketat. Supir taksi yang kami tumpangi mengatakan bahwa Raja datang ke Bandara. Kami terpaksa turun agak jauh dari gate keberangkatan. Ketika aku bersama team melangkah menuju bandara keberangkatan, salah satu pejabat yang mengenal kami bersegera berlari kearah kami. Dengan ramah pejabat itu berkata” raja ingin bertemu dengan kamu”. Aku mengangguk dengan melangkah agak ragu mengikuti pejabat itu keruang VVIP.

Ketika melewati kuridor bandara seorang petugas mengambil passportku dengan ramah. Aku terus melangkah dalam perasaan penuh tanya. Ada apa gerangan ini?. Ketika pintu ruangan VVIP terbuka, nampak sang Raja didampingi putra mahkota tersenyum ramah kearahku. Tanpa sungkan dia memelukku sambil mencium pipiku.

“ Saya mendengar kabar bahwa ibunda anda sakit dan anda harus segera pulang. Benarkah itu ?

“ Maafkan aku ya yang mulia. Bukan bermaksud tidak menghormati undangan Yang Mulia tapi keadaan ibu memang memerlukan kehadiranku disampingnya.”

“ Pulanglah. Urusan dunia ini tidak penting. Memuliakan ibu adalah memuliakan Allah. Tak ada ibadah terbaik didunia ini selain berbakti kepada ibu. Sampaikan salam saya kepada ibu anda. Doa saya akan menyertainya.” Kata kata itu meluncur begitu sejuknya. Aku sampai terharu. DIhadapanku ada seorang raja yang kaya raya dan dihormati namun tetap lebih menghormati seorang ibu.

“ Terimakasih ya Yang Mulia”

“ Saya yang harus berterimakasih kepadamu. Karena lewat peristiwa ini, saya bisa memberikan pelajaran berharga kepada putra saya. Bahwa tak penting berapa peluang business yang akan diraih namun bila saatnya datang untuk memuliakan orang tua maka itulah yang lebih diutamakan. ‘ kata Raja itu sambil menatap kearah putra mahkotanya.

Usai pertemuan itu , aku bersama pejabat penghubung kerajaan keluar ruangan VVIP menuju bandara keberangkatan. Pejabat itu berkata” Yang Mulia Raja meminta anda pulang dengan jet pribadinya. Sementara team anda tetap disini untuk melanjutkan pertemuan dengan pejabat terkait. Raja juga telah memutuskan untuk memilih perusahaan anda sebagai mitra kami. Selamat. “

Anggota team saya nampak berlinang air mata ketika mendengar kata kata itu. “ Bila kita muliankan ibu maka Allah akan memuliakan kita. Tentu yang sulit menjadi mudah, yang sempit menjadi lapang. Anda benar dan kami percaya sikap anda. “ kata salah satu anggota team saya sambil memeluk saya.

Ketika sampai di bandara, aku langsung ke rumah sakit. Setiba dirumah sakit, istriku sudah menunggu dan membawaku keruangan bunda dirawat. Kucium kening bunda dan nampak matanya terbuka, Bunda tersenyum” Kaukah itu nak ? “

“ Ya , bunda.”

“ Siapa yang bilang bunda sakit. Bunda engga apa apa.” Bunda menoleh kearah istriku “ Jangan kau ganggu anakku bekerja. Soal begini tak perlulah dikabarkan. Kau pikir mudah untuk kembali dari luar negeri ke sini. Lagian disana dia tidak main main. Dia kerja. “ Bunda mengomeli istriku. Itulah bunda, dalam keadaan apapun beliau tetap tidak ingin membuat anaknya repot. Andaikan tangannya masih kokoh, langkahnya masih kuat itu akan selalu digunakannya untuk membimbing anak anaknya melangkah tegar dalam ketertatihan. Senandungnya akan terus terdengar mengantar anaknya tidur bahwa besok akan selalu baik baik saja, dan bunda akan selalu ada disampingmu, nak…

Oktober 2012
Dubai..
-----------------------------------

Wednesday 29 April 2015

Mush’ab bin Umair




Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada seorang pemuda yang kaya, berpenampilan rupawan, dan biasa dengan kenikmatan dunia. Ia adalah Mush’ab bin Umair. Ia adalah di antara pemuda yang paling tampan dan kaya di Kota Mekah. Kemudian ketika Islam datang, ia jual dunianya dengan kekalnya kebahagiaan di akhirat.

Kelahiran dan Masa Pertumbuhannya
Mush’ab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun (atau lebih sedikit) setelah kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun 571 M (Mubarakfuri, 2007: 54), sehingga Mush’ab bin Umair dilahirkan pada tahun 585 M.
Ia merupakan pemuda kaya keturunan Quraisy; Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab al-Abdari al-Qurasyi.
Dalam Asad al-Ghabah, Imam Ibnul Atsir mengatakan, “Mush’ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mush’ab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.” (al-Jabiri, 2014: 19).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا رَأَيْتُ بِمَكَّةَ أَحَدًا أَحْسَنَ لِمَّةً ، وَلا أَرَقَّ حُلَّةً ، وَلا أَنْعَمَ نِعْمَةً مِنْ مُصْعَبِ بْنِ عُمَيْرٍ
“Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair.” (HR. Hakim).
Ibunya sangat memanjakannya, sampai-sampai saat ia tidur dihidangkan bejana makanan di dekatnya. Ketika ia terbangun dari tidur, maka hidangan makana sudah ada di hadapannya.
Demikianlah keadaan Mush’ab bin Umair. Seorang pemuda kaya yang mendapatkan banyak kenikmatan dunia. Kasih sayang ibunya, membuatnya tidak pernah merasakan kesulitan hidup dan kekurangan nikmat.
Menyambut Hidayah Islam
Orang-orang pertama yang menyambut dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah istri beliau Khadijah, sepupu beliau Ali bin Abi Thalib, dan anak angkat beliau Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhum. Kemudian diikuti oleh beberapa orang yang lain. Ketika intimidasi terhadap dakwah Islam yang baru saja muncul itu kian menguat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam radhiyallahu ‘anhu. Sebuah rumah yang berada di bukit Shafa, jauh dari pengawasan orang-orang kafir Quraisy.
Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warsisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Kemudian Mush’ab menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain, untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Dalam keadaan sulit tersebut, ia tetap terus menghadiri majelis Rasulullah untuk menambah pengetahuannya tentang agama yang baru ia peluk. Hingga akhirnya ia menjadi salah seorang sahabat yang paling dalam ilmunya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya ke Madinah untuk berdakwah di sana.

Menjual Dunia Untuk Membeli Akhirat
Suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair sedang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mush’ab. Saat itulah periode sulit dalam kehidupan pemuda yang terbiasa dengan kenikmatan ini dimulai.
Mengetahui putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, ibu Mush’ab kecewa bukan kepalang. Ibunya mengancam bahwa ia tidak akan makan dan minum serta terus beridiri tanpa naungan, baik di siang yang terik atau di malam yang dingin, sampai Mush’ab meninggalkan agamanya. Saudara Mush’ab, Abu Aziz bin Umair, tidak tega mendengar apa yang akan dilakukan sang ibu. Lalu ia berujar, “Wahai ibu, biarkanlah ia. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang terbiasa dengan kenikmatan. Kalau ia dibiarkan dalam keadaan lapar, pasti dia akan meninggalkan agamanya”. Mush’ab pun ditangkap oleh keluarganya dan dikurung di tempat mereka.
Hari demi hari, siksaan yang dialami Mush’ab kian bertambah. Tidak hanya diisolasi dari pergaulannya, Mush’ab juga mendapat siksaan secara fisik. Ibunya yang dulu sangat menyayanginya, kini tega melakukan penyiksaan terhadapnya. Warna kulitnya berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai terlihat mengurus.
Berubahlah kehidupan pemuda kaya raya itu. Tidak ada lagi fasilitas kelas satu yang ia nikmati. Pakaian, makanan, dan minumannya semuanya berubah. Ali bin Abi Thalib berkata, “Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjid. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau pun menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…” (HR. Tirmidzi No. 2476).
Zubair bin al-Awwam mengatakan, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk dengan para sahabatnya di Masjid Quba, lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan kain burdah (jenis kain yang kasar) yang tidak menutupi tubuhnya secara utuh. Orang-orang pun menunduk. Lalu ia mendekat dan mengucapkan salam. Mereka menjawab salamnya. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji dan mengatakan hal yang baik-baik tentangnya. Dan beliau bersabda, “Sungguh aku melihat Mush’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya memuliakan dia dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha Allah dan menolong Rasul-Nya…” (HR. Hakim No. 6640).
Saad bin Abi Waqqash radhiayallahu ‘anhu berkata, “Dahulu saat bersama orang tuanya, Mush’ab bin Umair adalah pemuda Mekah yang paling harum. Ketika ia mengalami apa yang kami alami (intimidasi), keadaannya pun berubah. Kulihat kulitnya pecah-pecah mengelupas dan ia merasa tertatih-taih karena hal itu sampai-sampai tidak mampu berjalan. Kami ulurkan busur-busur kami, lalu kami papah dia.” (Siyar Salafus Shaleh oleh Ismail Muhammad Ashbahani, Hal: 659).
Demikianlah perubahan keadaan Mush’ab ketika ia memeluk Islam. Ia mengalami penderitaan secara materi. Kenikmatan-kenikmatan materi yang biasa ia rasakan tidak lagi ia rasakan ketika memeluk Islam. Bahkan sampai ia tidak mendapatkan pakaian yang layak untuk dirinya. Ia juga mengalami penyiksaan secara fisik sehingga kulit-kulitnya mengelupas dan tubuhnya menderita. Penderitaan yang ia alami juga ditambah lagi dengan siksaan perasaan ketika ia melihat ibunya yang sangat ia cintai memotong rambutnya, tidak makan dan minum, kemudian berjemur di tengah teriknya matahari agar sang anak keluar dari agamanya. Semua yang ia alami tidak membuatnya goyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya.

----------------Mush’ab bin Umair adalah pemegang bendera Islam di peperangan. Pada Perang Uhud, ia mendapat tugas serupa. Muhammad bin Syarahbil mengisahkan akhir hayat sahabat yang mulia ini. Ia berkata:
Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu membawa bendera perang di medan Uhud. Lalu datang penunggang kudak dari pasukan musyrik yang bernama Ibnu Qumai-ah al-Laitsi (yang mengira bahwa Mush’ab adalah Rasulullah), lalu ia menebas tangan kanan Mush’ab dan terputuslah tangan kanannya. Lalu Mush’ab membaca ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.” (QS. Ali Imran: 144).
Bendera pun ia pegang dengan tangan kirinya. Lalu Ibnu Qumai-ah datang kembali dan menebas tangan kirinya hingga terputus. Mush’ab mendekap bendera tersebut di dadanya sambal membaca ayat yang sama:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.” (QS. Ali Imran: 144).
Kemudian anak panah merobohkannya dan terjatuhlah bendera tersebut. Setelah Mush’ab gugur, Rasulullah menyerahkan bendera pasukan kepada Ali bin Abi Thalib (Ibnu Ishaq, Hal: 329).
Lalu Ibnu Qumai-ah kembali ke pasukan kafir Quraisy, ia berkata, “Aku telah membunuh Muhammad”.
Setelah perang usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memeriksa sahabat-sahabatnya yang gugur. Abu Hurairah mengisahkan, “Setelah Perang Uhud usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencari sahabat-sahabatnya yang gugur. Saat melihat jasad Mush’ab bin Umair yang syahid dengan keadaan yang menyedihkan, beliau berhenti, lalu mendoakan kebaikan untuknya. Kemudian beliau membaca ayat:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23).
Kemudian beliau mempersaksikan bahwa sahabat-sahabatnya yang gugur adalah syuhada di sisi Allah.
Setelah itu, beliau berkata kepada jasad Mush’ab, “Sungguh aku melihatmu ketika di Mekah, tidak ada seorang pun yang lebih baik pakaiannya dan rapi penampilannya daripada engkau. Dan sekarang rambutmu kusut dan (pakaianmu) kain burdah.”
Tak sehelai pun kain untuk kafan yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya, bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Sehingga Rasulullah bersabda, “Tutupkanlah kebagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idkhir.”
Mush’ab wafat setelah 32 bulan hijrahnya Nabi ke Madinah. Saat itu usianya 40 tahun.

Di masa kemudian, setelah umat Islam jaya, Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu yang sedang dihidangkan makanan mengenang Mush’ab bin Umair. Ia berkata, “Mush’ab bin Umair telah wafat terbunuh, dan dia lebih baik dariku. Tidak ada kain yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah”. (HR. Bukhari no. 1273). Abdurrahman bin Auf pun menangis dan tidak sanggup menyantap makanan yang dihidangkan.
Khabab berkata mengenang Mush’ab, “Ia terbunuh di Perang Uhud. Ia hanya meninggalkan pakaian wool bergaris-garis (untuk kafannya). Kalau kami tutupkan kain itu di kepalanya, maka kakinya terbuka. Jika kami tarik ke kakinya, maka kepalanya terbuka. Rasulullah pun memerintahkan kami agar menarik kain ke arah kepalanya dan menutupi kakinya dengan rumput idkhir…” (HR. Bukhari no.3897).
Penutup
Semoga Allah meridhai Mush’ab bin Umair dan menjadikannya teladan bagi pemuda-pemuda Islam. Mush’ab telah mengajarkan bahwa dunia ini tidak ada artinya dibanding dengan kehidupan akhirat. Ia tinggalkan semua kemewahan dunia ketika kemewahan dunia itu menghalanginya untuk mendapatkan ridha Allah.

Sumber:
al-Jabiri, Adnan bin Sulaiman. 2014. Shirah ash-Shahabi al-Jali: Mush’ab bin Umair. Jeddah: Dar al-Waraq al-Tsaqafah
Mubarakfury, Shafiyurrahman. 2007. ar-Rahiq al-Makhtum. Qatar: Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu-un al-Islamiyah

From : kisahislam.com

Thursday 23 April 2015

lucunya negeri ini.


Aneh banget orang-orang di kota ini. Suka sekali mengurus dan mencampuri urusan orang-orang. Satu perbuatan mu sekampung bisa tau, kau jalan dengan siapa sekampung bisa tau. Lucu.. Lucu sekali.. Terlalu mengurusi orang. Padahal kehidupan pribadi orang. Selain mengurusi juga berani memberi penilaian terhadap orang lain yang hanya di kenal wajah. Tak bisa kah berprasangka baik? Lucu.
Lucunya negeri ini.
Berbeda di kota besar, kau dapat berbuat apapun semau mu. Siapa peduli ? Toh itu urusan mu, pertanggung jawaban nya ada pada mu. Tapi bukan berarti orang dikota tidak peduli satu sama lainnya ya. Kita tetap menjaga hubungan kekerabatan yang baik, hubungan tetangga yang baik.
Lucunya negeri ini.
Mungkin karena kota ini lebih kecil daripada kota besar. Mungkin orang-orang kurang kerjaan lebih banyak daripada orang yang memiliki pekerjaan. Atau mungkin tngkat kepedulian orang disini lebih besar daripada dikota. Sehingga orang-orang sangat peduli dengan apa yang orang lain kerjakan. Positif sih. Jadi satu sama lain saling mengetahui apa yang terjadi dengan orang sekitar, sehingga kalo terjadi sesuatu hal yang buruk mungkin orang akan cepat tanggap untuk membantu. Semoga memang tujuannya seperti itu. :)

Tuesday 21 April 2015

Cinta Tak Dewasa(The True History)


Postingan kali ini titipan dari seorang teman di kelas jurnalistik dulu :D setelah menulis ini mungkin dia sudah memiliki cinta dewasa.. ^^
Cinta Tak Dewasa
(The True History)

"Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia", sebuah kata yang dulu menurutku sangat bullshit, sebuah kata yang tak masuk akal dan tak harus keluar dari mulut mereka yang sedang berasmara, mereka yang sedang bercinta, dan mereka yang sedang berkasih sayang, dan aku pun tidak pernah mempercayakan hal itu hingga usiaku menginjak 25 tahun. Seingatku, hingga penghujung tahun 2011 aku tidak pernah mempercayakan kata-kata itu.
Oh ya lupa, sebelum melanjutkan tulisan, ada baiknya aku aku ceritakan siapa diriku.
Aku berasal dari sebuah kampung yang terletak tepat di depan Selat Melaka. Lahir pada tahun 1986 tepatnya di Bulan Maret. Tak banyak yang istimewa yang bisa kuceritakan dalam tulisan ini. Tapi setidaknya pengalaman 'Cintaku' mungkin bisa diambil sedikit hikmahnya agar pecinta masa depan tak melakukan hal-hal konyol yang buat si Doi mekin enek sama kita. =)
Oke kembali pada jalur, kembali pada benang merah.
Aku tak mempercayakan kata-kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia" karena dulu menurutku siapapun pecinta itu pasti tidak rela melepaskan orang yang disayangnya. Dengan keyakinan bahwa bersama kita si Doi akan selalu bahagia, karena kita lah orang yang paling berniat untuk membahagiakannya (menurut perasaan di diri kita sendiri). Tapi, sebenarnya itu jauh di luar dugaan. Tidak semua pasangan itu selalu bahagia. Ada saat-saat tertentu dimana si Doi merasa jenuh dan berada di alam nyata. (Maksudnya, waktu pedekate, memang melakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk merebut hati si Doi/ kita sebenarnya bersandiriwara. Kita menjadi pribadi yang sebenarnya bukan kita. Tapi ketika sudah dapat di situlah baru muncul siapa sebenarnya kita ini).

Masuk ke pengalaman pribadi/ True History lah kira-kira, sekitar pertengahan tahun 2006, aku hijrah ke Ibukota Provinsi, Riau tepatnya di Pekanbaru. Aku ingin melanjutkan pendidikan di Kota Bertuah itu. Benar saja, langkahku sedikit mulus, mungkin karena ada niat tulus, akhirnya tahun 2007 aku masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri di Pekanbaru. Ini awal ceritaku.
Singkat cerita, tahun 2007 itu aku langsung bekerja sebagai operator di salah satu warnet daerah Harapanraya. Aku bekerja karena ingin membiayakan kuliahku sendiri. Aku tak ingin kuliahku menyusahkan orang tua, karena aku sadar betul bahwa keluargaku tidak kaya. Mereka hidup sederhana, dengan kondisi seadanya. Aku faham betul akan itu. Aku lelaki, aku harus bisa mandiri dan menyelesai kuliahku ini.
Seiring perjalanan waktu, sekitar tahun 2008 (kalau tak salah) aku kenal seorang siswi salah satu SMK di Pekanbaru. Memang selaku operator (Op) warnet, membantu itu hal biasa dan harus dilakukan. Begitu pula yang ku lakukan, pada siswi SMK itu. Aku membantu nya saat Ia bermain di warnet, dan akhirnya kita saling berkenalan.
Sempat hilang kontak, akhirnya tahun 2009 saat aku melihat-lihat no hp di Handphone bututku (karena waktu itu hp memang hanya untuk SMS dan Telponan, tidak ada aplikasi menarik lainnya seperti yang ditawarkan smartphone dan android seperti sekarang ini), aku melihat ada No Hp siswi SMK yang kemarin sempat kenalan denganku. Aku pun menghubunginya. Yes, No Hp nya aktif. Aku sempat menanyakan kabarkanya, dan waktu itu kami tidak bisa ngobrol banyak karena si Doi sedang makan bersama teman-temannya.
Namun, sebelum menutup teleponnya, si Doi sempat ku tawarkan agar kembali datang ke warnet untuk sekedar menjalin silaturrahim.

Mulai itu pula, si Doi kembali sering ke warnet (mungkin karena Op nya ramah dan mudah akrab, hehehe...). Rupanya, setelah sering dekat dan ngobrol, ada chemistry diantara kami. Pertengahan tahun 2009, bulan Mei kalau tak salah, aku memberanikan diri 'Nembak' si Doi. Tembakannya pas, ibarat menghunus pedang, tepat dijantungnya. Si Doi tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Doi takluk, Doi tidak membutuhkan waktu untuk berfikir akhirnya aku diterimanya menjadi kekasih hati. Terjalinlah hubungan antara Mahasiswa dengan Siswi.
Waktu masa-masa awal pacaran (Cinta Tak Dewasa) ini, aku begitu menikmatinya. Aku menganggap si Doi 'Engkaulah Bulan, Engkaulau Bintang', si Doi juga menganggapku sama. Kami saling cinta, kami saling sayang, kami saling perhatian, dan kami saling berhayal. Hari-hari terasa indah, dan aku berjanji di dalam hatiku tidak akan melepaskan si Doi walau apapun yang terjadi. Aku tidak lagi tertarik sama puluhan perempuan berjilbab se angkatanku, aku tak lagi tertarik sama ratusan perempuan di Fakultas ku, aku tak juga tertarik pada ribuan perempuan berjilbab di Kampus tempatku menuntut ilmu. Ya, fikiranku hanya pada siswi SMK itu saja.
Hari-hari berjalan sangat indah. Rasa memilikiku semakin hari semakin besar. Apapun yang ingin dilakukan si Doi, kebanyakan aku ingin tahu. Si Doi harus melaporkan ini itu kepadaku. Begitu juga sebaliknya. Si Doi ingin tahu banyak apa saja aktivitas ku di luar sana dan aktivitas dalam pekerjaan.
Masuk tahun 2010. Si Doi tamat sekolah (tapi tak melanjutkan ke kuliah). Si Doi memilih bekerja dan diterima sebagai SPG di salah satu usaha yang mengatasnamakan cahaya dan panas (penerang bumi) entah Mentari entah Matahati nama usahanya. Ada di setiap Mall di Pekanbaru, menjual berbagai merk pakaian ternama, peralatan elektronik dan makanan, intinya menjual sandang dan pangan.
Awal-awal Doi bekerja tidak ada yang berubah. Lama kelamaan keanehan muncul, dan seringkali memicu pertikaian. Itu terjadi sekitar tahun 2011, aku lupa tepat pada bulan apa. Sudah lama soalnya :) . Apa yang dulu sering menjadi candaan, tidak lagi berarti ketika diulangi. Rasa yang dulu 'Full' lama kelamaan hampa, tatkala pertengkaran kerapkali terjadi. Ya, terasa banget si Doi mulai berubah. Namun waktu itu, yang terfikirkan dibenakku adalah mempertahankan hubungan, apapun yang terjadi. Rasa memiliki begitu besar, aku tak mau kehilangannya.

Hal-hal aneh mulai terasa. Doi semakin protektif tentang keperibadiannya. Hp yang dulu bebas ku utak atik kini tak lagi bisa dilakukan. Hp nya ada Password. SMS masuk tak lagi dibaca bersama, tapi hanya Doi yang bisa membaca. Terkadang Hp nya disetting hanya getar, jadi jarang sekali aku tahu ada SMS masuk di Hp si Doi, meski kami sedang berdua. Ok, no what-what (tak apa-apa) lah.
Pernah sekali, kecurigaan semakin memuncak ketika kami sedang Nge-net bersama, Hp Doi bergetar tanda ada SMS. Aku ingin seperti dulu lagi, melihat isi SMS itu. Si Doi tidak mau dan marah ketika ku ingin melihat SMS itu. Sampai-sampai Doi membanting Hp Nopia miliknya yang waktu itu harganya jutaan rupiah. Berkecailah Hp itu dihadapanku.
Puncaknya bulan November 2011. Dengan segala upaya mempertahankan hubungan itu, tetap tidak bisa. Allah berkata lain. Hubungan kami kandas. Putus...Akupun Galau. Galaaaaaaaaaaaaaaaaaauu...iya galau segalau-galaunya, karena aku masih belum ikhlas. Si Doi rupanya telah bersama laki-laki yang dikenalnya saat bekerja di Matahati...sampai hati si Doi, Hiks..hiks..
Pasca putus, tiap hari aku melihat FB nya, melihat apa status terakhirnya, melihat ada atau tidak Doi yang kini jadi mantanku mengupload foto mesra bersama pacar barunya. Kalau tidak ada, aku tenang. Tapi kalau ada, aku kecewa dan tak terima. Karena setelah putus pun aku belum bisa ikhlas, rasa ku ingin memiliki Doi masih kuat, secara Doi lumayan manis..hehe
Galau itu terjadi berbulan-bulan. Doi jarang sekali SMS ku, apalagi menelepon ku. Bisa jadi obat, andai Doi menelepon duluan.
Aku mencari cara, agar tetap ada SMS dari Doi. Sampai-sampai, kami berantem lagi (setelah putus), aku tidak peduli. Yang jelas bagiku waktu itu, ada SMS dari Doi di Hp ku. Aku senang walau berantem...
Seiring waktu berjalan, lama kelamaan, aku telah terbiasa sendiri. Rasa galau ku lama kelamaan terkikis. Aku lebih cuek dengan keadaan. Aku tak lagi mengejar-ngejar Doi, karena ku sadar bahwa kalau memang sayang pasti saling mempertahankan dan tidak akan putus. Ya, menurutku putus itu adalah ungkapan pacar yang sudah tidak sayang, sudah tidak nyaman bersama kita, lalu diaplikasikan dalam bentuk perbuatan nyata.
Aku lebih memilih menekuni kerjaanku sebagai kuli tinta, kuli informasi di Pekanbaru.
Lama kelamaan, setelah putus, kami masih sering berkomunikasi. Meski ada peluang untuk balikan 'CLBK', aku tidak bisa melakukannya. Aku paling benci yang namanya balikan. Kalau hanya berteman bisa saja, aku bisa. Tapi untuk pacaran setelah putus itu sesuatu yang menjijikkan menurutku. (Sebab, cewek tidak satu di dunia ini :D)
Oh ya, waktu putus, selain ada orang ketiga, juga didasari atas tidak bisanya keluarga Doi menerimaku waktu itu. Mungkin menurut orang tuanya Op warnet hidupnya tidak jelas. Dengan gaji di bawah Rp1 juta perbulan tentu akan berat jika menghidupi anak gadisnya, makanya mereka menolak habis-habisan, ditambah lagi aku hanya perantauan. Sedihnya....
Balik lagi ke satu enjel cerita 'KENAPA BISA HILANG GALAU ITU'. Ya singkat saja, waktu itu aku sadar, aku sudah mulai ikhlas pada takdir. Aku ikhlas Doi sama siapa saja, yang jelas Doi bahagia. Aku tidak lagi mengekangi, aku tidak lagi ingin tahu tentang Doi, aku tak lagi mau menghubungi Doi apalagi harus didahului dengan berantem, aku menyerahkan semuanya pada takdir. Aku ikhlas Doi sama siapa saja, asal dia bahagia. Karena menurutku, itulah pengorbanan terakhirku pada orang yang pernah aku cintai, ya memberikan kebebasannya untuk memilih siapa yang menurutnya terbaik. Aku mulai dewasa dalam hal asmara, seiring juga dengan usia ku yang sudah menginjak 25 tahun waktu tahun 2011 itu.
Aku mulai menyimpulkan bahwa rasa takut kehilangan, dan tidak percaya pada kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia" adalah perasaan dimana kita belum dewasa.
Aku mulai sadar bahwa benar adanya tentang kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia". Kalau sekarang ada orang yang tidak bisa terima kata-kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia", aku hanya bisa tersenyum dan berkata di dalam hati bahwa semoga secepatnya mereka dewasa, dan akan menjadi pribadi sepertiku yang siap melepas galau dalam waktu yang singkat (pasca putus atau berpisah) hehehe...
Kami putus, aku bisa terima. Lama kelamaan tali silaturrahim itu kembali tersambung. Kita masih bisa berkomunikasi, berteman baik dan bisa berbagi cerita tapi tidak untuk bersama.

Sedikit pesan, bagi pecinta yang belum dewasa, janganlah kamu nekat melakukan apa saja untuk mempertahankan Doi agar Doi tetap bersama kita. Jangan melakukan hal-hal bodoh yang bisa membuat Doi semakin 'Enek' dan hilang rasa. Mungkin di fikiran pecinta yang belum dewasa, apapun yang dilakukan itu adalah wujud dari rasa tidak ingin kehilangan Doi, itu wujud dari pengorbanan dan usaha yang serius untuk membuktikan sama Doi bahwa kita adalah yang terbaik. Tidak bisa begitu, helooooo....Doi punya rasa, doi punya alat indera yang berfungsi, Doi punya otak dan hati, Doi bisa menilai sendiri mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan sampai apa yang kita inginkan (selalu bersama) berbalik menjadi apa yang paling kita takuti (berpisah jua akhirnya).
Kita cukup berusaha menjadi yang terbaik. Memantapkan diri untuk menjadi imam dan pemimpin di rumah tangga. Kita harus berdoa meminta Sang Khaliq memberikan jalan yang mulus, mempermudahkan niat kita ingin bersama Doi tadi. Kalau memang jodoh, takkan lari gunung dikejar. Apapun yang terjadi, pasti bersama. Sebab, tidak mungkin tulang rusuk itu tertukar sama pemiliknya. Berusahalah menjadi yang terbaik demi sebuah nama yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Mulai saat ini dewasalah.

Dimanapun pembaca berada, mungkin pengalaman ini bisa diambil hikmahnya. Kalau memang kita sudah sama-sama yakin dan siap mengarungi bahtera rumah tangga, langsung tanamkan niat dan nikahilah perempuanmu. Jangan ditunda-tunda niat yang baik, jangan hanya pacaran karena Islam tidak mengenal istilah pacaran (katanya sih) Hehehe...Kalau memang ada kesempatan bersama, sayangilah Doi, karena Doi adalah orang yang paling disayangi di keluarganya, jangan disakiti. Berbuat hal yang konyol terkadang menyiksa Doi.
Referensi Film : Nontonlah film Kiamat Sudah dekat yang dibintai Andre Taulany (Eks Vokalis Stinky) belajar Ilmu Ikhlas. Haaaaaaa