Wednesday 25 November 2015

Kenangan Lorong

Kelak, setelah kau tua, semoga cerita ini tetap kau kenang menjadi bagian dari banyaknya alur hidupmu. Setelah banyak kisah-kisah sukses mu, maka ini adalah bagian kecil dari hasil sukses mu. Kenang yang manis, lupakan yang pahit.
The Missing Part of Biang


<== Seperti ikan biang disebelah ini, ini adalah bagian dari sukses mu, pencapaian yang kau raih kini, tak terlepas dari kontribusinya saat makan malam mu hari itu, sebanyak apapun kau mengeluhkan susahnya hari itu maka dia menjadi bagian penutup sukses nya harimu pada hari itu.


Tidak.. tidak, bukan biang ini yang aku ingin ceritakan, ini hanya sedikit mengingatkan bahwa kita pernah senasib sepemakanan. :D Iya sepemakanan. Kalian pasti masih ingat kan? Bagaimana kita terkejutnya ketika membuka kotak nasi dan mendapati lauk hanya sepotong ikan biang bagian kepala :( Maka gambar kreatif ini adalah penghibur hati kita untuk mengumpul beberapa potong ikan biang di kotak lain, berharap menemukan potongannya yang hilang. Tapi apalah daya di setiap kotak kita hanya menemukan kepala ikan biang. Naseb.. naseb mak oii.. 

=============================================

Team 17
Bagaimana kalo kita menyebut komunitas kita ini team 17? Tak pantas sebenarnya disebut komunitas, karena kita disini bersama bukan atas kemauan kita. Pertemuan tanpa sengaja, begitu aku menyebutnya, karena seharusnya aku tak menjadi bagian dari team ini. tapi kembali, manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Kali ini, BKD yang berencana, aku yang berubah haluan :D. Haha. Tapi aku yakin, setiap pertemuan sebenarnya sudah tertulis indah di lauhul mahfudzNya. Seperti pertemuan kita selama 3 minggu.
Tiga minggu lamanya kita bersama. Lorong ini menjadi saksi bahwa kita pernah bersama. Lorong hotel trio yang menjadi saksi tawa kita. menjadi saksi keusilan kitra mengetuk pintu kamar rekan lainnya, yang entah apa maksudnya. Akupun suka melakukannya ^^. Tapi itu menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya kita rasa hilang ketika kita sudah disibukkan dengan sebuah ujian yang bernama seminar rancangan. Tak ada lagi ketukan pintu, yang ada hanya kepanikan merangkai kata semrawut yang harus menjadi PDCA, atau kalimat imajinasi dalam rangkuman ANEKA. Ah, tapi ketukan pintu beralih terikan "Ojaaaaaannn, printer.. " . Masih tetap lorong yang sabar menerima teriakan diwaktu subuh meski tak tidur sepanjang malam.
Lorong itu juga menjadi saksi bahwa Ulang tahun tak perlu perayaan besar dengan kue mewah harga ratusan ribu, cukup roti bakar atau sekedar piscok sebagai sponsor untuk mempererat kebersamaan kita dalam riuh rendah tawa Lorong itu menjadi saksi kita berlari setiap subuh, setelah pagi, setelah makan siang bahkan ketika malam, karena teriakan Nasir untuk apel malam.
Lorong trio
Lorong juga yang menjadi saksi kita makan bersama dengan lauk telur asin setiap harinya. Lorong juga menjadi saksi bahwa selalu ada yang bertukar dan berbagi jatah makan malam.
Sungguh lorong penuh kenangan. Mungkin kita harus menyewa kembali lorong untuk sekedar menapak tilasi bahwa kita pernah bersama di lorong.


LPJ ANG XVII, Bekinyau !!