Postingan kali ini titipan dari seorang teman di kelas jurnalistik dulu :D setelah menulis ini mungkin dia sudah memiliki cinta dewasa.. ^^
Cinta
Tak Dewasa
(The True History)
(The True History)
"Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia", sebuah kata yang dulu menurutku sangat bullshit, sebuah kata yang tak masuk akal dan tak harus keluar dari mulut mereka yang sedang berasmara, mereka yang sedang bercinta, dan mereka yang sedang berkasih sayang, dan aku pun tidak pernah mempercayakan hal itu hingga usiaku menginjak 25 tahun. Seingatku, hingga penghujung tahun 2011 aku tidak pernah mempercayakan kata-kata itu.
Oh
ya lupa, sebelum melanjutkan tulisan, ada baiknya aku aku ceritakan
siapa diriku.
Aku
berasal dari sebuah kampung yang terletak tepat di depan Selat
Melaka. Lahir pada tahun 1986 tepatnya di Bulan Maret. Tak banyak
yang istimewa yang bisa kuceritakan dalam tulisan ini. Tapi
setidaknya pengalaman 'Cintaku' mungkin bisa diambil sedikit
hikmahnya agar pecinta masa depan tak melakukan hal-hal konyol yang
buat si Doi mekin enek sama kita. =)
Oke
kembali pada jalur, kembali pada benang merah.
Aku
tak mempercayakan kata-kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu
Bahagia" karena dulu menurutku siapapun pecinta itu pasti tidak
rela melepaskan orang yang disayangnya. Dengan keyakinan bahwa
bersama kita si Doi akan selalu bahagia, karena kita lah orang yang
paling berniat untuk membahagiakannya (menurut perasaan di diri kita
sendiri). Tapi, sebenarnya itu jauh di luar dugaan. Tidak semua
pasangan itu selalu bahagia. Ada saat-saat tertentu dimana si Doi
merasa jenuh dan berada di alam nyata. (Maksudnya, waktu pedekate,
memang melakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk merebut hati si
Doi/ kita sebenarnya bersandiriwara. Kita menjadi pribadi yang
sebenarnya bukan kita. Tapi ketika sudah dapat di situlah baru muncul
siapa sebenarnya kita ini).
Masuk
ke pengalaman pribadi/ True History lah kira-kira,
sekitar pertengahan tahun 2006, aku hijrah ke Ibukota Provinsi, Riau
tepatnya di Pekanbaru. Aku ingin melanjutkan pendidikan di Kota
Bertuah itu. Benar saja, langkahku sedikit mulus, mungkin karena ada
niat tulus, akhirnya tahun 2007 aku masuk ke salah satu perguruan
tinggi negeri di Pekanbaru. Ini awal ceritaku.
Singkat
cerita, tahun 2007 itu
aku langsung bekerja sebagai operator di salah satu warnet daerah
Harapanraya. Aku bekerja karena ingin membiayakan kuliahku sendiri.
Aku tak ingin kuliahku menyusahkan orang tua, karena aku sadar betul
bahwa keluargaku tidak kaya. Mereka hidup sederhana, dengan kondisi
seadanya. Aku faham betul akan itu. Aku lelaki, aku harus bisa
mandiri dan menyelesai kuliahku ini.
Seiring
perjalanan waktu, sekitar tahun 2008
(kalau tak salah) aku kenal seorang siswi salah satu SMK di
Pekanbaru. Memang selaku operator (Op) warnet, membantu itu hal biasa
dan harus dilakukan. Begitu pula yang ku lakukan, pada siswi SMK itu.
Aku membantu nya saat Ia bermain di warnet, dan akhirnya kita saling
berkenalan.
Sempat
hilang kontak, akhirnya tahun 2009 saat
aku melihat-lihat no hp di Handphone bututku (karena waktu itu hp
memang hanya untuk SMS dan Telponan, tidak ada aplikasi menarik
lainnya seperti yang ditawarkan smartphone dan android seperti
sekarang ini), aku melihat ada No Hp siswi SMK yang kemarin sempat
kenalan denganku. Aku pun menghubunginya. Yes, No Hp nya aktif. Aku
sempat menanyakan kabarkanya, dan waktu itu kami tidak bisa ngobrol
banyak karena si Doi sedang makan bersama teman-temannya.
Namun,
sebelum menutup teleponnya, si Doi sempat ku tawarkan agar kembali
datang ke warnet untuk sekedar menjalin silaturrahim.
Mulai itu pula, si Doi kembali sering ke warnet (mungkin karena Op nya ramah dan mudah akrab, hehehe...). Rupanya, setelah sering dekat dan ngobrol, ada chemistry diantara kami. Pertengahan tahun 2009, bulan Mei kalau tak salah, aku memberanikan diri 'Nembak' si Doi. Tembakannya pas, ibarat menghunus pedang, tepat dijantungnya. Si Doi tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Doi takluk, Doi tidak membutuhkan waktu untuk berfikir akhirnya aku diterimanya menjadi kekasih hati. Terjalinlah hubungan antara Mahasiswa dengan Siswi.
Mulai itu pula, si Doi kembali sering ke warnet (mungkin karena Op nya ramah dan mudah akrab, hehehe...). Rupanya, setelah sering dekat dan ngobrol, ada chemistry diantara kami. Pertengahan tahun 2009, bulan Mei kalau tak salah, aku memberanikan diri 'Nembak' si Doi. Tembakannya pas, ibarat menghunus pedang, tepat dijantungnya. Si Doi tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Doi takluk, Doi tidak membutuhkan waktu untuk berfikir akhirnya aku diterimanya menjadi kekasih hati. Terjalinlah hubungan antara Mahasiswa dengan Siswi.
Waktu
masa-masa awal pacaran (Cinta Tak Dewasa) ini, aku begitu
menikmatinya. Aku menganggap si Doi 'Engkaulah Bulan, Engkaulau
Bintang', si Doi juga menganggapku sama. Kami saling cinta, kami
saling sayang, kami saling perhatian, dan kami saling berhayal.
Hari-hari terasa indah, dan aku berjanji di dalam hatiku tidak akan
melepaskan si Doi walau apapun yang terjadi. Aku tidak lagi tertarik
sama puluhan perempuan berjilbab se angkatanku, aku tak lagi tertarik
sama ratusan perempuan di Fakultas ku, aku tak juga tertarik pada
ribuan perempuan berjilbab di Kampus tempatku menuntut ilmu. Ya,
fikiranku hanya pada siswi SMK itu saja.
Hari-hari
berjalan sangat indah. Rasa memilikiku semakin hari semakin besar.
Apapun yang ingin dilakukan si Doi, kebanyakan aku ingin tahu. Si Doi
harus melaporkan ini itu kepadaku. Begitu juga sebaliknya. Si Doi
ingin tahu banyak apa saja aktivitas ku di luar sana dan aktivitas
dalam pekerjaan.
Masuk
tahun 2010. Si Doi tamat sekolah
(tapi tak melanjutkan ke kuliah). Si Doi memilih bekerja dan diterima
sebagai SPG di salah satu usaha yang mengatasnamakan cahaya dan panas
(penerang bumi) entah Mentari entah Matahati nama usahanya. Ada di
setiap Mall di Pekanbaru, menjual berbagai merk pakaian ternama,
peralatan elektronik dan makanan, intinya menjual sandang dan pangan.
Awal-awal
Doi bekerja tidak ada yang berubah. Lama kelamaan keanehan muncul,
dan seringkali memicu pertikaian. Itu terjadi sekitar tahun 2011, aku
lupa tepat pada bulan apa. Sudah lama soalnya :) . Apa yang dulu
sering menjadi candaan, tidak lagi berarti ketika diulangi. Rasa yang
dulu 'Full' lama kelamaan hampa, tatkala pertengkaran kerapkali
terjadi. Ya, terasa banget si Doi mulai berubah. Namun waktu itu,
yang terfikirkan dibenakku adalah mempertahankan hubungan, apapun
yang terjadi. Rasa memiliki begitu besar, aku tak mau kehilangannya.
Hal-hal
aneh mulai terasa. Doi semakin protektif tentang keperibadiannya. Hp
yang dulu bebas ku utak atik kini tak lagi bisa dilakukan. Hp nya ada
Password. SMS masuk tak lagi dibaca bersama, tapi hanya Doi yang bisa
membaca. Terkadang Hp nya disetting hanya getar, jadi jarang sekali
aku tahu ada SMS masuk di Hp si Doi, meski kami sedang berdua. Ok, no
what-what (tak apa-apa) lah.
Pernah
sekali, kecurigaan semakin memuncak ketika kami sedang Nge-net
bersama, Hp Doi bergetar tanda ada SMS. Aku ingin seperti dulu lagi,
melihat isi SMS itu. Si Doi tidak mau dan marah ketika ku ingin
melihat SMS itu. Sampai-sampai Doi membanting Hp Nopia miliknya yang
waktu itu harganya jutaan rupiah. Berkecailah Hp itu dihadapanku.
Puncaknya
bulan November 2011. Dengan segala upaya mempertahankan hubungan itu,
tetap tidak bisa. Allah berkata lain. Hubungan kami kandas.
Putus...Akupun Galau. Galaaaaaaaaaaaaaaaaaauu...iya galau
segalau-galaunya, karena aku masih belum ikhlas. Si Doi rupanya telah
bersama laki-laki yang dikenalnya saat bekerja di Matahati...sampai
hati si Doi, Hiks..hiks..
Pasca
putus, tiap hari aku melihat FB nya, melihat apa status terakhirnya,
melihat ada atau tidak Doi yang kini jadi mantanku mengupload foto
mesra bersama pacar barunya. Kalau tidak ada, aku tenang. Tapi kalau
ada, aku kecewa dan tak terima. Karena setelah putus pun aku belum
bisa ikhlas, rasa ku ingin memiliki Doi masih kuat, secara Doi
lumayan manis..hehe
Galau
itu terjadi berbulan-bulan. Doi jarang sekali SMS ku, apalagi
menelepon ku. Bisa jadi obat, andai Doi menelepon duluan.
Aku
mencari cara, agar tetap ada SMS dari Doi. Sampai-sampai, kami
berantem lagi (setelah putus), aku tidak peduli. Yang jelas bagiku
waktu itu, ada SMS dari Doi di Hp ku. Aku senang walau berantem...
Seiring
waktu berjalan, lama kelamaan, aku telah terbiasa sendiri. Rasa galau
ku lama kelamaan terkikis. Aku lebih cuek dengan keadaan. Aku tak
lagi mengejar-ngejar Doi, karena ku sadar bahwa kalau memang sayang
pasti saling mempertahankan dan tidak akan putus. Ya, menurutku putus
itu adalah ungkapan pacar yang sudah tidak sayang, sudah tidak nyaman
bersama kita, lalu diaplikasikan dalam bentuk perbuatan nyata.
Aku
lebih memilih menekuni kerjaanku sebagai kuli tinta, kuli informasi
di Pekanbaru.
Lama
kelamaan, setelah putus, kami masih sering berkomunikasi. Meski ada
peluang untuk balikan 'CLBK', aku tidak bisa melakukannya. Aku paling
benci yang namanya balikan. Kalau hanya berteman bisa saja, aku bisa.
Tapi untuk pacaran setelah putus itu sesuatu yang menjijikkan
menurutku. (Sebab, cewek tidak satu di dunia ini :D)
Oh
ya, waktu putus, selain ada orang ketiga, juga didasari atas tidak
bisanya keluarga Doi menerimaku waktu itu. Mungkin menurut orang
tuanya Op warnet hidupnya tidak jelas. Dengan gaji di bawah Rp1 juta
perbulan tentu akan berat jika menghidupi anak gadisnya, makanya
mereka menolak habis-habisan, ditambah lagi aku hanya perantauan.
Sedihnya....
Balik
lagi ke satu enjel cerita 'KENAPA BISA HILANG GALAU ITU'.
Ya singkat saja, waktu itu aku sadar, aku sudah mulai ikhlas pada
takdir. Aku ikhlas Doi sama siapa saja, yang jelas Doi bahagia. Aku
tidak lagi mengekangi, aku tidak lagi ingin tahu tentang Doi, aku tak
lagi mau menghubungi Doi apalagi harus didahului dengan berantem, aku
menyerahkan semuanya pada takdir. Aku ikhlas Doi sama siapa saja,
asal dia bahagia. Karena menurutku, itulah pengorbanan terakhirku
pada orang yang pernah aku cintai, ya memberikan kebebasannya untuk
memilih siapa yang menurutnya terbaik. Aku mulai dewasa dalam hal
asmara, seiring juga dengan usia ku yang sudah menginjak 25 tahun
waktu tahun 2011 itu.
Aku
mulai menyimpulkan bahwa rasa takut kehilangan, dan tidak percaya
pada kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia" adalah
perasaan dimana kita belum dewasa.
Aku
mulai sadar bahwa benar adanya tentang kata "Aku Rela Melepasmu
Asal Kamu Bahagia". Kalau sekarang ada orang yang tidak bisa
terima kata-kata "Aku Rela Melepasmu Asal Kamu Bahagia",
aku hanya bisa tersenyum dan berkata di dalam hati bahwa semoga
secepatnya mereka dewasa, dan akan menjadi pribadi sepertiku yang
siap melepas galau dalam waktu yang singkat (pasca putus atau
berpisah) hehehe...
Kami
putus, aku bisa terima. Lama kelamaan tali silaturrahim itu kembali
tersambung. Kita masih bisa berkomunikasi, berteman baik dan bisa
berbagi cerita tapi tidak untuk bersama.
Sedikit
pesan, bagi pecinta yang belum dewasa, janganlah kamu nekat melakukan
apa saja untuk mempertahankan Doi agar Doi tetap bersama kita. Jangan
melakukan hal-hal bodoh yang bisa membuat Doi semakin 'Enek' dan
hilang rasa. Mungkin di fikiran pecinta yang belum dewasa, apapun
yang dilakukan itu adalah wujud dari rasa tidak ingin kehilangan Doi,
itu wujud dari pengorbanan dan usaha yang serius untuk membuktikan
sama Doi bahwa kita adalah yang terbaik. Tidak bisa begitu,
helooooo....Doi punya rasa, doi punya alat indera yang berfungsi, Doi
punya otak dan hati, Doi bisa menilai sendiri mana yang baik dan mana
yang buruk. Jangan sampai apa yang kita inginkan (selalu bersama)
berbalik menjadi apa yang paling kita takuti (berpisah jua akhirnya).
Kita
cukup berusaha menjadi yang terbaik. Memantapkan diri untuk menjadi
imam dan pemimpin di rumah tangga. Kita harus berdoa meminta Sang
Khaliq memberikan jalan yang mulus, mempermudahkan niat kita ingin
bersama Doi tadi. Kalau memang jodoh, takkan lari gunung dikejar.
Apapun yang terjadi, pasti bersama. Sebab, tidak mungkin tulang rusuk
itu tertukar sama pemiliknya. Berusahalah menjadi yang terbaik demi
sebuah nama yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Mulai saat ini
dewasalah.
Dimanapun
pembaca berada, mungkin pengalaman ini bisa diambil hikmahnya. Kalau
memang kita sudah sama-sama yakin dan siap mengarungi bahtera rumah
tangga, langsung tanamkan niat dan nikahilah perempuanmu. Jangan
ditunda-tunda niat yang baik, jangan hanya pacaran karena Islam tidak
mengenal istilah pacaran (katanya sih) Hehehe...Kalau memang ada
kesempatan bersama, sayangilah Doi, karena Doi adalah orang yang
paling disayangi di keluarganya, jangan disakiti. Berbuat hal yang
konyol terkadang menyiksa Doi.
Referensi
Film : Nontonlah film Kiamat Sudah dekat yang dibintai Andre Taulany
(Eks Vokalis Stinky) belajar Ilmu Ikhlas. Haaaaaaa
0 comments:
Post a Comment